Diskresi sama sisi

 Bandung, 10 Maret 2022


Ujung Kepalan tangan tidak pernah mengalami gemetar gemericik, Aku memang begitu.

Guru, aku pernah ingin kembali tapi kepala ini malah bertentangan pada satu dan sama yang lainnya\\

Lantas kepada siapa pendiskresian ini menindaklanjuti laju hati? Ahya, kalian pun merasa yang sama kan? atau mungkin kamu? Haha, Aku tahu!

Ku kencangkan gesper pemberian darinya yang memang sangat kusuka, bukan ciki ya.. ini Perasaan,

"Mana? Ayoo.." Tumpas dia dan terperanjaknya aku dari Lamunanku.

Baiklah, Mari kita Mulai~


Siang itu Bandung panas dan sangat berdebu sekali, bau debu dari bis dan truck sangat tak lazim dihidungku yang Pemagar, Malas ya.. bukan Tukang.

hai.. iya memang lama tak jumpa kan kalian dengan Tulisanku, sama seperti hidungku yang saat ini kaget dengan debu-debu kendaraan yang menambah Pemanasan Global . . . kecuali debu-debu yang sering kujumpai di kerumunan gas air mata dan watercannon nya pak Polisi, Meski begitu aku mencoba bergerak dan sampai Jauh ke Bandung... 

Yap, Benar! memang dekat kata orang.. tapi kataku dan katanya ini adalah perjalan terjauh kita dalam berjalan-jalan dan beroman-roman, apalagi duo pemalas seperti kita yang cukup bahagia dengan menonton Netflix berdua.. Silahkan hubungi kami ya Netflix untuk Pengiklanan hahaha.

Arah ku?, begitupun kalian yang hanya diam!

Rongga Pemahaman abstraksi seseorang tak pernah terukur oleh Triliunan Jangkar raksasa kau tau!

Diskresi memang melelahkan, melemahkan, menggaungkan, mencintakan.

Kalian pernah berencana untuk mencintai siapa? Hebat jika ya,

Kalian pernah tau akan bagaimana setelah memiliki Rasa cinta itu? Hebat jika ya,

Kalian pernah teratur dalam mencintai dalam caranya? Hebat sekali jika iya.

Menurut aku, Semua manusia yang pernah mengalami cinta.

Pernah Berdiskresi,

atau mungkin, SELALU.





Komentar